Jumat, 26 April 2024
  • (0473) 21001
  • mappedeceng@luwuutarakab.go.id

Kepemimpinan Perempuan di Indonesia, Penulis Ini Pilih Indah Putri Indriani

Kepemimpinan Perempuan di Indonesia, Penulis Ini Pilih Indah Putri Indriani "Penulis Syafrizaldi Jpang saat mewawancarai Kades Ujung Mattajang Kecamatan Mappedeceng."

Masamba --- Memilih dari sekian banyak pemimpin perempuan di Indonesia tidaklah mudah. Apalagi sekadar melakukan inventarisasi ketokohan seorang pemimpin perempuan. Namun, ketidakmudahan itu tidak berlaku bagi seorang penulis bernama Syafrizaldi Jpang. Penulis asal Pekanbaru Provinsi Riau ini mencoba menuangkan ide ke dalam sebuah buku bertemakan Kepemimpinan Perempuan di Indonesia. Dan salah satu pemimpin yang ia pilih adalah Indah Putri Indriani, Bupati Luwu Utara. 

Kenapa ia memilih Indah Putri Indriani? Dari berbagai referensi yang ia miliki, Indah adalah sosok pemimpin perempuan yang visioner, inovatif dan mempunyai komitmen kuat dalam membangun Luwu Utara. “Salah satu visi beliau yang saya tangkap adalah perbaikan layanan fasilitas umum (fasum) dan layanan kesehatan, salah satunya tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Open Defecation Free (ODF),” ujar Syafrizaldi saat mengunjungi dua desa percontohan STBM dan ODF, masing-masing Baloli dan Ujung Mattajang.

Syafrizaldi mencoba menggali tentang bagaimana kebijakan Bupati dalam mendukung dan memfasilitasi visi tersebut, utamanya kebijakan yang diambil dalam rangka mewujudkan STBM dan ODF. “Kami ingin mencari tahu sejauhmana diskresi kebijakan Bupati terkait dana desa yang kemudian melahirkan Perbup Desa Sehat, dan sejauhmana pula implementasinya di desa-desa yang masuk ke dalam percontohan STBM dan ODF di Luwu Utara,” kata pria yang telah menulis puluhan buku bertemakan sumber daya alam, sosial, energi, dan konservasi ini. 

Pria yang akrab disapa Bang Aal ini mengungkapkan, Indah Putri Indriani adalah pemimpin perempuan pertama yang ia temui langsung di daerah. “Ibu Bupati adalah orang pertama yang kami temui. Insya Allah, menyusul nama-nama lainnya, sebut saja ibu Risma di Surabaya, ibu Lisa di Aceh, ibu Airin di Tangerang Selatan, dan yang lainnya. “Kami ingin mencoba memformulasikan apa-apa yang telah dan akan dilakukan dalam rangka menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” terangnya. 

Terkait isi buku, Aal enggan membocorkan. Ia cuma menyebutkan bahwa model penulisan buku tersebut adalah story telling. “Ini bukan buku profil ya, tapi insya Allah, buku ini akan enak dibaca karena kami menghindari penulisan dengan kalimat-kalimat yang kaku, menghindari kalimat-kalimat tidak langsung, menghindari tabel, dan menghindari grafik,” katanya. Rencananya buku ini bakal rampung pada Juni 2019 mendatang. (LH)